Home » » Kisah Pendayung Sampan Dan Profesor

Kisah Pendayung Sampan Dan Profesor

Written By PT. TELEMATIKA INDONUSA on Jumat, 19 Desember 2014 | 09.25

Suatu hari seorang profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat kajian di tengah lautan. Pendayung itu adalah seorang lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mau orang yang menemaninya banyak bertanya tentang apa yang dia lakukan.
Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan si pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan yang dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan kajian dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mula berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm.. tak lama hujan lebat akan turun..”
“OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memutar sampannya dan mulai mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan tersebut, barulah sang Profesor itu membuka mulut untuk menegur si pendayung sampan.
“Sudah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas.
“Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi.
“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.
Profesor belum puas dengan jawaban pendayung tua itu. Dan bertanya lagi sebagai berikut:
“Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng..
“Kalau begitu kamu kehilangan 25% dari usia hidup kamu.” 
“Kamu tahu Biologi?”tanya Profesor itu lagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi.
“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.”
“Kamu tahu Fisika?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.
“Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu. 
Malang sekali nasib kamu, semuanya tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan, tak ada gunanya lagi,” Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan pun hanya berdiam diri.
 
Selang beberapa menit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang melanda. 
Sampan yang mereka naiki terbalik. 
Profesor dan pendayung sampan terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.
“Sayang sekali kamu telah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh.

Hikmah dibalik cerita ini, janganlah menyombongkan diri dan merendahkan orang lain. Karena manusia membutuhkan manusia lainnya.

0 komentar :

Posting Komentar