Hymne Guru / Sartono
Terpujilah wahai Engkau Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir, didalam hatiku
S'bagai prasasti terimakasihku 'ntuk pengabdianmu
Terpujilah wahai Ibu Bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
S'bagai prasasti terimakasihku 'ntuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa
Semua baktimu akan kuukir, didalam hatiku
S'bagai prasasti terimakasihku 'ntuk pengabdianmu
Terpujilah wahai Ibu Bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku
S'bagai prasasti terimakasihku 'ntuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa
Peringatan hari guru nasional 25 November 2015 ini sangat strategis berkenaan dengan program revolusi mental yang dicanangkan Pemerintahan Presiden Jokowi di semua elemen dan institusi. Hymne guru adalah bentuk rasa hormat dan apresiasi tertinggi atas peran, partisipasi, perjuangan dan pengabdian para guru di manapun berada. Puji-pujian terhadap guru di atas bukan untuk seremonial semata, namun memiliki nilai sangat strategis jika mampu diterjemahkan sesuai perkembangan jaman. Lantas bagaimana sesungguhya peran guru dan tantangannya seiring dengan program revolusi mental saat ini?
Menurut data yang dihimpun oleh LSM SAPULIDI total guru Indonesia dari jenjang TK, SD, SLB, SMP, SMA dan SMK per Februari 2015 adalah 2.668.662 orang yang terdiri dari PNS, Guru Bantu, Honda, GTY dan GTT. Para pejuang pendidikan ini selain masih minim dalam hal jumlah juga sedang berada di persimpangan jalan ketika harus membentengi anak didiknya menghadapi tantangan global saat ini.
Tontonan = Tuntunan
Data yang tak terbantahkan saat ini adalah naiknya angka perkelahian dan tawuran antar pelajar, naiknya jumlah pelajar yang kecanduan rokok dan narkoba, maraknya pronografi dan budaya bully yang merambah hingga ke kalangan pelajar SMP dan SD. Terjadi degradasi moral dan attitude yang sangat mengkhawatirkan di kalangan para generasi penerus bangsa saat ini.
Tentu kita sangat yakin dan percaya bahwa tidak ada guru sekolah atau orang tua murid yang mengajarkan semua hal negatif tersebut. Tak ada seorangpun guru atau orang tua siswa yang menginginkan murid dan anaknya masuk ke dalam lembah hitam. Lantas siapa yang mengajari? Siapa guru hebat mereka? Bagaimana mereka belajar?
(to be continued)
0 komentar :
Posting Komentar